Scuba Diving Seru di Pantai Senggigi: Menyelam Santai di Surga Tersembunyi Lombok

Aku masih ingat jelas, pagi itu udara sejuk menyapa begitu jendela mobil dibuka. Jalanan dari kota Mataram menuju Senggigi lengang, dan cahaya matahari perlahan menembus dedaunan di sepanjang jalan. Di kursi belakang, aku duduk santai sambil memandangi pemandangan Lombok yang hijau dan tenang. 

Hari itu, tujuan kami sederhana tapi sangat berarti: menyelam di Pantai Senggigi. Tapi ternyata, pengalaman scuba diving di Senggigi jauh melampaui ekspektasi. Bukan hanya tentang melihat ikan dan karang, tapi tentang menyatu dengan lautan dalam cara yang nggak bisa dijelaskan sepenuhnya lewat kata-kata.

Senggigi, Pintu Gerbang Lautan Biru

Pantai Senggigi mungkin udah nggak asing buat banyak orang. Tapi sebagian besar wisatawan hanya datang untuk menikmati sunset-nya yang luar biasa, atau sekadar bersantai di pinggir pantai. Padahal, di balik permukaan air yang tenang itu, tersembunyi dunia bawah laut yang benar-benar memukau.

Kami sampai di area diving sekitar pukul 8 pagi. Langit cerah, angin lembut, dan ombaknya bersahabat. Waktu yang ideal untuk turun ke laut. Instruktur kami menyambut dengan senyum lebar, membagikan peralatan, dan menjelaskan lokasi penyelaman yang akan kami kunjungi hari itu—area karang di kedalaman sedang yang dikenal punya banyak biota laut.

Siap Menyelam, Deg-Degan Tapi Penasaran

Begitu semua alat terpasang, kami perlahan masuk ke air. Sensasinya… selalu istimewa. Dinginnya air menyentuh kulit, suara hiruk pikuk dunia luar mulai menghilang, digantikan dengan suara gelembung napas sendiri. Beberapa detik pertama selalu jadi momen penyesuaian, tapi setelah itu, semua berubah jadi keindahan.

Terumbu karang di Senggigi benar-benar hidup. Warna-warninya natural, bukan yang pudar atau mati. Ikan-ikan kecil melintas seolah nggak peduli dengan kehadiran kami. Ada momen ketika seekor ikan biru terang—mungkin jenis blue tang—berenang tepat di depan wajahku, seolah ingin menyapa. Aku hanya bisa senyum dari balik regulator.

Kejutan-kejutan di Dalam Laut

Salah satu hal yang nggak akan kulupa dari diving hari itu adalah ketemu rombongan ikan bannerfish yang bergerak serempak, membentuk formasi seperti menari. Lalu ada juga ikan pari kecil yang meluncur cepat di dasar laut sebelum menghilang di balik pasir. Dan di sudut lain, aku sempat melihat sejenis nudibranch, siput laut kecil yang bentuknya seperti perhiasan hidup. Cantik banget.

Teman-temanku juga heboh cerita soal spotting seekor penyu yang lewat agak jauh. Sayangnya aku nggak sempat lihat langsung, tapi mendengar cerita mereka aja udah bikin aku ikut semangat.

Naik ke Permukaan dengan Cerita

Sekitar 45 menit kemudian, kami naik ke permukaan. Rasanya seperti bangun dari mimpi. Nafas masih berat, tapi hati penuh. Kami semua saling pandang dan ketawa lebar. Diving itu emang kayak meditasi. Sunyi, fokus, dan bikin lupa sama dunia atas untuk sementara.

Setelah ganti baju dan istirahat di warung pinggir pantai, kami sempat ngobrol santai sambil minum kelapa muda. Pak sopir yang menunggu dari tadi juga ikut nimbrung. Dia cerita, banyak tamunya yang akhirnya ketagihan diving di Senggigi karena nggak seramai Gili tapi tetap punya keindahan yang nggak kalah.

Kenapa Senggigi Layak Jadi Pilihan Diving?

Buatku pribadi, Senggigi itu punya nilai lebih karena lokasinya yang dekat dari pusat kota. Nggak perlu naik kapal jauh-jauh. Tinggal berangkat pagi dari penginapan, sampai, dan bisa langsung menyelam. Cocok banget buat kamu yang cuma punya waktu sehari tapi tetap pengin nyemplung dan eksplor bawah laut.

Selain itu, suasana di sekitar pantai juga santai. Banyak tempat nongkrong, warung lokal, dan kursi santai buat leyeh-leyeh setelah diving. Dan kalau kamu pakai kendaraan dari sewa mobil Lombok dengan supir, kamu bisa lanjut ke spot-spot lain di sepanjang pesisir barat Lombok—kayak Bukit Malimbu, Pantai Nipah, atau bahkan mampir ke pusat oleh-oleh di Ampenan.

Tips Santai buat Kamu yang Mau Diving di Senggigi

  1. Datang pagi. Udara masih segar, air lebih tenang, dan biasanya lebih sepi.

  2. Gunakan jasa transportasi dengan supir lokal. Selain nyaman, mereka juga bisa kasih rekomendasi tempat makan atau spot tambahan yang mungkin nggak kamu tahu.

  3. Jangan buru-buru naik. Nikmati momen di bawah. Tarik napas pelan, lihat sekeliling, dan biarkan lautan “bercerita” lewat warna dan geraknya.

  4. Bawa kamera underwater. Kalau nggak punya, sewa aja. Percaya deh, kamu nggak bakal nyesel abadikan momen itu.

  5. Ngobrol sama penyelam lokal. Mereka punya banyak cerita soal spot-spot tersembunyi di sekitar Senggigi yang bisa kamu kunjungi nanti.

Bonus: Sunset dan Jagung Bakar

Setelah diving dan keliling sejenak, kami memutuskan buat santai nunggu sunset di pantai. Ada banyak penjual jagung bakar di area Senggigi, dan makan sambil lihat langit berubah warna itu… priceless. Hari itu benar-benar lengkap. Mulai dari petualangan bawah laut sampai senja yang romantis.

Setiap orang punya cara masing-masing untuk menikmati laut. Ada yang suka hanya duduk di pasir, ada yang snorkeling di permukaan, dan ada juga yang memilih menyelam lebih dalam. Buatku, scuba diving di Senggigi bukan sekadar aktivitas liburan, tapi pengalaman menyelam ke dunia yang bikin aku merasa kecil sekaligus bersyukur.